Selasa, 17 Oktober 2017

HIKMAH PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


Oleh : Drs. KH. Abd. Choliq Ms, SH., S.Pd., M.Si.

Pada bulan ini kita berada dalam suasana khidmat memperingati satu masa yang amat penting dalam sejarah hidup, yaitu lahirnya seorang pemimpin dunia Muhammad SAW. tepatnya pada hari Senin 12 Robiul Awwal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 517 Masehi. Setiap pribadi muslim mencatat sejarah ini dengan sebutan yang umum dengan Maulid Nabi.
Kelahiran beliau ini merupakan nikmat yang paling besar bagi umat seluruh alam. Meskipun beliau dilahirkan di Mekkah, namun risalahnya tidak terbatas bagi bangsa Arab saja, akan tetapi menyeluruh ke seluruh alam. Ajaran-ajaran yang dibawanya pun untuk mengatur tata kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan Sang Pencipta Allah SWT. ataupun yang berhubungan dengan makhluk-Nya, sehingga manusia bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akherat.
Sejarah mencatat perbandingan antara keadaan sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. dengan keadaan sesudah datangnya Islam. Sebelum Islam datang masyarakat cenderung melakukan sesuatu dengan seenaknya sendiri tanpa memperhitungkan baik buruknya, sehingga yang terjadi banyak sekali dijumpai pemerasan, pembunuhan, perampokan, mabuk-mabukan, judi, mencuri dan sikap perilaku yang tidak terpuji. Namun setelah Islam menyinari kehidupan mereka, masyarakat semakin beradab, mempunyai akhlaq yang mulia, menjalani kehidupan dengan baik dan benar, mempunyai martabat dan harga diri serta sifat-sifat yang terpuji.
Beliau lahir menjadi rasul untuk membawa rahmat bagi seluruh umat manusia, tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, bangsa, asal daerah dan suku sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an :
وَمَا اَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (الأنبياء : 107)
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya : 107)

Muhammad diutus oleh Allah untuk seluruh bangsa di dunia dengan menjalankan pimpinan dan petunjuk dari Allah Yang Maha Esa. Beliau adalah manusia biasa tidak untuk disembah, namun beliau dijadikan rasul untuk diikuti dan ditaati semua ajaran yang dibawanya, sebagaimana firman Allah :
وَمَا اَرْسَلْنَا مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللهِ (النساء : 64)
“Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.” (An-Nisa’ : 64)

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. adalah agama yang benar dan penuh dengan kelengkapan dan keutamaan. Agama Islam berisi ajaran yang lengkap karena menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh para Nabi terdahulu. Agama Islam mengajarkan segala aspek kehidupan manusia yang berupa ubudiyah, muamalah, mu’asyarah yaumiyah (pergaulan sehari-hari), munakahat, jinayat sampai pada permasalahan yang kecil pun Islam memperhatikan dan mengaturnya. Allah SWT. berfirman :
هُوَ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ (الصف : 9)
“Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Dia memenangkan-nya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.” (As-Shaff : 9)

Dari ayat  di atas menunjukkan bahwa kerasulan Muhammad adalah benar. Beliau membawa dan menunjukkan kebenaran yang hakiki yaitu kebenaran yang datang dari Allah SWT.
Beliau mempunyai sifat-sifat terpuji yang selalu melekat pada dirinya, di antaranya adalah adil dan jujur, sehingga yang ditegakkan dan diperjuangkan beliau di  tengah-tengah masyarakat adalah keadilan dan kejujuran. Hal ini dibuktikan dengan para pengikut beliau tidak pernah dikecewakan oleh sifat adil dan jujurnya. Sikap dan perilaku beliau yang lemah-lembut, ramah, santun, ringan tangan, suka membantu dan menolong kaum dhuafa’, tidak congkak dan tidak sombong, membuat kawan-kawannya bahkan lawan-lawannya bertekuk lutut untuk mengikuti kenyataan ajarannya.
Dengan kenyataan sejarah yang tidak diragukan lagi kebenarannya, maka dengan peringatan Maulid Nabi ini, mari kita jadikan Muhammad sebagai figur yang patut kita teladani segala sikap dan perilakunya yang penuh dengan akhlaqul karimah sebagaimana firman Allah :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلاٰخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا (الأحزاب : 21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan bagimu yang baik, yaitu orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Akhir dan banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab : 21)

Di antara ajaran-ajaran beliau yang harus kita ikuti adalah semangat beliau dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akherat dan juga tidak melupakan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia. Meskipun beliau seorang rasul namun beliau termasuk orang yang rajin bekerja untuk memberi nafkah kepada anak-anak dan istrinya, bahkan pekerjaan-pekerjaan kecil pun beliau lakukan sendiri tanpa menyuruh orang lain seperti menjahit bajunya sendiri yang robek, memperbaiki sandalnya yang rusak. Ajaran beliau yang selalu mengajak untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat terungkap dalam hadits :
اَصْلِحُوْا دُنْيَاكُمْ وَاعْمَلُوْا ِلاٰخِرَتِكُمْ كَاَنَّكُمْ تَمُوْتُ غَدًا (رواه الديلمى)
“…Perbaikilah keadaan duniamu dan beramallah untuk akheratmu seakan-akan engkau mati besok.” (HR. Addailami)

Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat mendukung etos kerja demi  tercapainya kebahagiaan hidup di dunia, Islam melarang orang yang bermalas-malasan bekerja, bahkan Islam sangat mengecam orang yang sehari-harinya hanya beribadah dengan berdzikir saja tanpa mau bekerja. Akan tetapi Islam sangat menganjurkan adanya keseimbangan antara kepentingan dunia dan juga kepentingan akherat.
Dengan adanya Maulid Nabi ini tentunya kita bisa  mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya di antaranya adalah :
1.      Bahwa lahirnya Muhammad sebagai tonggak sejarah di dalam menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan serta menjadikan masyarakat yang sebelumnya tidak bermoral menjadi masyarakat yang beradab dan berakhlaqul karimah.
2.      Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Muhammad adalah ajaran yang lengkap dan sempurna mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, sehingga tata kehidupan manusia menjadi lebih baik.
3.      Islam yang dibawa oleh Muhammad mengajarkan umatnya untuk bersemangat melaksanakan ibadah untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat, dan juga bersemangat bekerja untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia.
Mudah-mudahan khutbah ini bisa mengetuk hati kita untuk kembali kepada jalan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Amin.

(Penyusun adalah Pengasuh Ribath Al-Wardiyyah Bahrul ‘Ulum dan Ribath As-Sa’idiyyah Tiga Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH TAFSIR KLASIK ( At Tibyan fi Tafsir Al Quran ) ( karya At Thusi )

PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Tafsir menurut bahasan merupakan bentuk masdar dari fassara – yufassir – tafsiran yang berarti menjel...